Minggu, 27 April 2008

MENIKMATI HOBI SAMBIL BERBISNIS


Hobi kadang menghasilkan uang bagi yang menekuninya, namun banyak juga orang yang ikut-ikutan mencari uang berdasarkan hobi orang lain. hal tersebut sah-sah saja, selalu yang dilakukan tersebut halal dan tidak merugikan orang lain, namun banyak juga yang gagal karena kurangnya pengetahuan tidak dibarengi dengan keinginan untuk belajar untuk mencintai apa yang dimilikinya.


Salah satu yang sedang trend beberapa tahun terakhir ini adalah bisnis tanaman hias. Banyak orang yang tadinya tidak atau kurang menyukai tanaman hias, karena ikut-ikutan akhirnya tertarik dan bahkan tergila-gila mengikuti trend tanaman hias yang sedang in saat ini. Mereka yang pintar melihat peluang, mencoba memanfaatkan kondisi ini untuk meraup keuntungan. Bagi mereka yang pada dasarnya menyukai koleksi tanaman hias, tentu tidak akan rugi mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli tanaman hias yang disukainya sekaligus bisa dijual kembali apabila suatu saat ada yang berminat. Seandainya tidak terjual, mereka tidak akan menyesal karena menginvestasikan dananya, mereka akan tetap merawatnya seperti halnya merawat koleksi kesayangannya. Namun sungguh ironis melihat mereka yang berani menginvestasikan dananya untuk usaha tanaman hias tanpa dilandasi hobi, alih-alih mengejar untung besar, akhirnya banyak yang harus gigit jari, karena harga beli tidak sesuai dengan harga jual yang diharapkan.


Kasus-kasus seperti ini banyak dialami oleh beberapa teman yang tadinya sekedar ikut-ikutan memanfaatkan peluang. Salah seorang teman yang bermodal pas-pasan berani meminjam uang hanya untuk mendapatkan beberapa tongkol biji Gelombang Cinta. Dia berangan-angan, apabila membeli dalam bentuk biji, kemudian memeliharanya dalam jangka waktu 4-6 bulan, maka dia akan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda, setelah beberapa bulan kemudian apa yang didapat ? karena kurangnya pemahaman akan memelihara tanaman, sebagian biji Gelombang Cinta yang dipeliharanya tidak bisa tumbuh maksimal, bahkan ada yang mati, sedangkan sebagian lain hanya dihargai jauh dibawah harga pada saat membeli biji.


Berkaca dari pengalaman seorang teman, saya mencoba belajar untuk merawat dan menyukai tanaman terlebih dahulu, baru belajar untuk meraup keuntungan dari tanaman yang dikoleksinya. Ternyata ada kepuasan batin yang tidak bisa didapatkan dari usaha-usaha yang saya jalankan sebelumnya, dan ada sesuatu yang hilang pada saat kita menjualnya. Bayangkan, tanaman yang kita rawat selama beberapa bulan, kita jaga supaya tidak sakit, kita beri nutrisi sesuai kebutuhannya, kita siram tiap pagi, kita lihat sebelum berangkat kerja, tiba-tiba pergi hanya karena beberapa lembar uang ratusan ribu.


Tapi bisnis adalah bisnis, karena tujuan awalnya belajar bisnis, maka rasa kehilangan harus kita buang jauh-jauh, namun bukan berarti kita harus memandang semua koleksi kita sebagai suatu produk yang harus menghasilkan uang, selama tanaman tersebut masih ada, maka dia adalah bagian dari diri kita, perlakukan dia sebagaimana kita memperlakukan koleksi kesayangan kita, INGAT MEREKA ADALAH MAKHLUK HIDUP, BUKAN BENDA !!!!