Selasa, 22 Oktober 2013

JANGAN TAKUT IBU (WS. RENDRA)

Matahari musti terbit. Matahari musti terbenam.
Melewati hari-hari yang fana ada kanker payudara, ada encok,dan ada uban.
Ada gubernur sarapan bangkai buruh pabrik, Bupati mengunyah aspal, Anak-anak sekolah dijadikan bonsai.

Jangan takut, Ibu! Kita harus bertahan. Karena ketakutan meningkatkan penindasan.

Manusia musti lahir. Manusia musti mati.
Di antara kelahiran dan kematian bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, serdadu-serdadu Jepang memanggal kepala patriot-patriot Asia,
Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro, Terotis Amerika meledakkan bom di Oklahoma
Memanggang orangtua, ibu-ibu dan bayi-bayi, di Miami turis Eropa dirampok dan dibunuh,
serdadu Inggris membantai para pemuda di Irlandia,
orang Irlandia meledakkan bom di London yang tidak aman.

Jangan takut, Ibu! Jangan mau gigertak.
Jangan mau diancam.
Karena ketakutan meningkatkan penjajahan.

Sungai waktu menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang meranggas.
Keringat bumi yang menyangga peradaban insane Menjadi uranium dan mercury.
Tetapi jangan takut, ibu! Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati.

Rasi Bima Sakti berzikir di dahi.
Aku cium tanganmu, Ibu! Rahim dan susumu adalah persemaian harapan.
Kekuatan ajaib insan Dari zaman ke zaman.

Tidak ada komentar: